Alhamdulillah, buku ke dua Gerakan Literasi SMPN 1 TAROGONG KALER (GESIT) akhirnya terbit. Semoga ini menandai berakhirnya masa pandemi dan memulai aktifnya kembali gerakan literasi sekolah kami.
Buku "Tentang Kita" ini merupakan antologi puisi warga sekolah. Siswa, guru, kepala sekolah, serta para pengawas pembina telah membuktikan kepedulian terhadap gerakan literasi produktif. Kami saling membahu dan mendukung, bersusah payah mewujudkan cita-cita bersama.
Setiap langkah selalu menjadi sebuah pengharapan. Semoga di buku berikutnya, semua kekurangan akan menjadi lebih baik lagi.
Terima kasih untuk semua pihak yang terlibat di dalamnya. Semangat literasi!; Anne A. Permatasari (140422)
Buket bunga tlah kusiapkan. Sengaja kupilihkan bunga-bunga kecil dalam satu warna putih. Entah ini gambaran hati yang kumiliki atau lukisan sifatnya yang tenang dan bersahaja. Aku tak peduli. Satu buket bunga penanda perasaan hati, kupastikan sampai di tangannya pagi ini.
Dari jauh, aku melihat dia keluar dari mobil yang mengantar. Tubuh tinggi langsingnya yang cenderung kurus ditopang sepatu putih tulang. Balutan kebaya modern dan kain putih abu membalut tubuhnya. Di mataku, selalu terlihat cantik meski kerap tersembunyi dalam riuh warna lainnya. Aku tersenyum, setidaknya, tak salah kupilihkan warna bunga untuknya.
"Dey...!" Dia membalikkan tubuh. Seorang lelaki berlari menemuinya. Keduanya tersenyum. Tak bisa kusembunyikan rasa cemburu melihat raut bahagia mereka. Kedua tangan mereka bertaut dan melangkah menuju aula perpisahan sekolah. Mereka bukan teman biasa, aku yakin. Sembilu mengiris hatiku. Bisakah kusalahkan dia? Bukankah pula tak pernah kugambarkan perasaanku ke padanya? Lalu mengapa kurasa sesakit ini?
Aku berbalik mengurungkan niat menemuinya. Tanpa kuambil kartu ucapanku, buket bertuliskan namanya kutitipkan di meja tamu. Dia akan tahu, perasaanku sebenarnya.
"Tegarlah hati... Meskipun perih. Berjalanlah sejauh mungkin, sampai kutemukan hati yang tak menyakiti.... Kepada hati, aku katakan, jangan jatuh lagi ke hati yang salah...."(230322-Chakra Khan)
Anne Permatasari Eddie, 2022
Tuhan ciptakan engkau tuk hadir mewarnai
Dengannya bahagia tercipta
Kehadirannya mewarnai dunia
Seolah tak kan ada akhir
Ku terlupa,
Akan ada akhir untuk sebuah awal
Akan ada ujung dalam sebuah permulaan
Mungkin hari ini
Mungkin esok atau lusa
Dia ambil kembali yang dititipkan Nya
Semua karena waktu
Akankah waktu melambat
Akankan bisa ku hentikan waktu
Jika semua telah usai, kuharap hanya kau teman di ujung dunia
Mikeu Sumiyati, S.Pd 2022
Jalan setapak yang coba di lewati bersama
Selangkah menjadi berjuta langkah
Kadang sakit, bahagia, merana, duka, nestapa
Semua dijalani bersama
Adakah janji di ujung sana?
Bersama mengarungi hutan belantara
Tak ada kepastian kan bahagia pada akhirnya
Namun perjalanan yang telah di lalui
Menjanjikan semua bisa jika bersama
Mikeu Sumiyati, S.Pd 2022
Tak setiap luka meninggalkan perih
Tak setiap duka meneteskan peluh
Tak setiap bahagia menggoreskan rindu
Luka tak bisa sembuh hanya dengan di bagi
Duka tak lantas reda kala di umbar
Bahagiaku tergores luka
Terselubung tak terlihat
Kala siang tak lagi siang
Lukapun tenggelam tak berbekas
Esok kan tiba berganti warna
Hitam kan pudar, berganti pelangi
Mikeu Sumiyati, S.Pd 2022